Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 Agustus 2013

Khotbah Minggu 25 Agustus 2013
GMI Kasih Karunia, Jln Hang Tuah 2, Medan
Nats: Lukas 13:10-17
Thema: Berserahlah sepenuhnya kepada Tuhan
Oleh : Pdt. T.M. Karo-karo,STh, MA
        I.            Illustrasi Pembuka
·         Pengalaman masa lalu mempermainkan orang yang bungkuk (tdk bisa tegak) oleh karena ada kelainan
·         Sering disuruh melihat  ke atas----ada pesawat tabrakan atau ada bintang yang jatuh dll
·         Tujuannya hanya supaya ia ingin melihat ke atas, atau menoleh dengan cepat.
·         Tokoh kita yang pertama ini sebenarnya penuh dengan penderitaan secara jasmani dan rohani akibat gangguan yang ada dalam tubuhnya (18 tahun sakit)
      II.            Ada 3 Tokoh yang harus kita teliti/pahami  dalam : Lukas 13:10-17
1.       Perempuan yang sudah 18 Tahun sakit
·         Menderita secara jasmani, jiwa: oleh karena penyakit
·         Tetapi tetap setia beribadah: mampu bersyukur kepada Tuhan dalam kelemahannya pun (13:1)
·         Dia disembuhkan---memuliakan Tuhan (13:13)
2.       Tuhan Yesus
·         Memamahami makna ibadah---ibadah menjalin hubungan dengan Allah dan sesama (13:16)
·         Kasih adalah hakekat dari ibadah (13:15)
·         Ibadah yang di-implementasikan di dalam hidup

3.       Kepala Rumah Ibadah (Ketua Sinagoge)
·         Pemahaman yang kaku tentang Sabat/ibadah
·         Tidak memahami makna ibadaha secara lengkap
·         Dia Dikuasai oleh Egoismenya

    III.            Refleksi/Aprilkasi
1.       Hidup dengan problema adalah saudara kembar
2.       Jika berani hidup maka harus berani menghadapi masalah
3.       Janganlah persoalan hidup membuat kita menjauh dari Tuhan, dari pertemuan-pertemuan Ibadah (ibrani 10:25)
4.       Justru semakin ada persoalan hidup maka kita semakin dekat dengan Tuhan—dosis doa kita harus ditingkatkan.
5.       Ibadah harus dipahami di dalam kasih, jika dalam ibadah tidak ada kasih maka itu bukan ibadah yang sebenarnya.
6.       Kita harus menghindar dari pemahaman yang kaku tentang ibadah
7.       In esensial unity, in non- esensial diversity